Bahasa Indonesia di Korea

Bahasa Indonesia digunakan oleh orang Indonesia tentu merupakan kelumrahan. Tapi bagaimana jika bahasa Indonesia dipakai oleh warga negara asing di negaranya sendiri, seperti di Korea Selatan misalnya?

Ternyata, bagi kalangan tertentu, bahasa Indonesia sangat digemari di Korea Selatan. Suatu ketika dalam sebuah perjalanan ke kota Seoul, saya berkenalan dengan seorang warga Korea Selatan yang cukup lumayan bisa berbahasa Indonesia. Di dalam jihacol (kereta bawah tanah), terdapat seorang pemuda yang sedang asyik membaca sebuah buku tentang cara mudah berbahasa Indonesia. Wah, ternyata ada juga buku cara mudah berbahasa Indonesia dalam edisi Korea. Walau orangnya tertutup, ternyata ia sudah lumayan fasih berbicara bahasa Indonesia. Padahal ia baru belajar bahasa Indonesia selama 7 bulan.Ia tertarik mempelajari bahasa Indonesia karena temannya juga tengah belajar bahasa Indonesia.

Dasan, kota kecil yang berjarak 4 jam perjalanan dari Seoul. Yang menarik dari Dasan adalah sesosok sopir taksi bernama Mr. Sun. Hampir semua pekerja Indonesia di Dasan pastilah mengenal Mr Sun, seorang sopir taksi yang bisa berbahasa Indonesia, pria paruhbaya berkacamata ini banyak belajar bahasa Indonesia dari rekan-rekan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang tinggal di Dasan.

Tidak hanya itu saja, di dalam taksinya juga terdapat kaset-kaset dari band Indonesia seperti Peterpan, Ungu, Iwan fals yang selalu ia dengarkan disela-sela pekerjaanya sebagai sopir taksi itu. “Musik Indonesia sangat bagus, suatu saat saya ingin pergi ke Jakarta,” katanya dengan logat Korea yang masih khas.

Di Dasan pula terdapat sebuah komunitas orang-orang Korea yang bisa berbahasa Indonesia. Salah satunya adalah Doni, hampir setiap minggu Doni selalu datang bermain ke kisuksa (asrama) dimana saya tinggal, pemuda 24 tahun yang bekerja sebagai tukang cuci mobil ini terkadang membawa teman-temannya yang juga bisa berbahasa Indonesia. Ia telah belajar bahasa Indonesia selama 7 tahun dan ia juga pernah datang ke Indonesia di kota Solo, Jawa tengah. Sampai-sampai namanya pun ia ganti menjadi nama Indonesia, yaitu Doni. Teman-teman Doni yang lain juga mengganti namanya menjadi nama Indonesia seperti Hendra, Lisa, Sandy, Adit dan lain-lain.

Di kota lain, di Busan tiap tahun diadakan pertemuan akbar orang-orang Korea dari seluruh kota di Korea Selatan yang bisa berbahasa Indonesia. Mereka saling bertukar pengalaman dan pikiran tentang bahasa Indonesia yang sedang mereka pelajari.

Melihat potensi perkembangan bahasa Indonesia di Korea Selatan, beberapa waktu lalu pihak KBRI menyelenggarakan lomba pidato bahasa Indonesia bagi orang-orang korea di Seoul. Lomba yang diagendakan tiap tahun ini, meski baru diikuti oleh 30 warga Korea Selatan dari kota Seoul saja, namun antusiasme para peserta sangat tinggi. Acara yang berlangsung dari pukul 10 pagi hingga 3 sore waktu setempat ini, dimenangkan oleh Lee Eun Kyung, Kim Don Hwang dari Hankuk University Of Foreign Studies dan Park Su Jin dari Seokjeong Girls High School. Para penonton dan juri dibuat terkesan oleh penampilan para pemenang. Karena tidak hanya tutur bahasa Indonesia mereka yang sangat lancar tetapi juga pemakaian bahasa baku yang mereka gunakan, terlebih saat Park Su Jin gadis cantik asal Seokjeong Girl High School ini berpantun di akhir pidatonya. Ia juga mengatakan pentingnya melestarikan batik sebagai aset bangsa Indonesia jangan sampai direbut oleh bangsa lain.

Apa yang dikatakan Park Su Jin memang benar adanya dan tidak hanya budaya Indonesia saja yang perlu dilestarikan tetapi bahasa Indonesiapun juga harus dijaga.

Dengan semakin bertambahnya peminat bahasa Indonesia di Korea Selatan sudah seharusnya menjadi cambukan bagi kita, bangsa Indonesia, untuk lebih menghargai lagi bahasa nasional kita ini. Paling tidak dengan bahasa Indonesia bisa menjadi media untuk memperkenalkan Indonesia beserta kebudayanya terhadap warga negara Korea Selatan. Di balik “serangan” budaya korea ke Indonesia dengan industri hiburannya yang menjadi tren di Indonesia, ternyata bahasa Indonesia mulai menampakkan gaung di Negeri Gingseng ini.


http://www.selasarsolo.com/page/kolom_detail/5/Wajah_Bahasa_Indonesia_di_Negeri_Kimchi.html

0 komentar: